that day..
shifra menutup laptop setelah menghela nafas panjang. pikirannya menerawang dan masih berputar di hal yang sama seperti beberapa menit yang lalu. kisah itu begitu miris dan ia tak ingin membayangkannya lebih jauh. tapi ia tak sanggup.
dengan tubuh yang letih ia mendekap gulingnya dan berharap itu bukan guling tapi kekasihnya, Adriel.
andai saja itu dia, ia akan mendekapnya erat dan memejamkan mata kuat-kuat. menolak untuk membuka mata lagi kalau itu berarti mimpinya saat itu akan berakhir. ia takut kekasih yang terlelap dalam pelukannya itu mengilang ketika matanya terbuka.
ia masih bisa merasakan hangat tubuhnya yang wangi. meski pun itu entah berapa waktu yang lalu. ia masih bisa merasakan degupan jantungnya yang menggetarkan dadanya ketika mereka berdekapan. ia masih bisa merasakan hangat desah nafasnya ketika malam itu akhirnya mereka bisa bersama. ia masih bisa melihat senyuman dan tatapan sayangnya ketika mereka bertatapan meski dalam keremangan.
tapi memang itu mimpi.
ia membuka matanya yang lelah dan mendapati ponselnya bergetar.
ia lalu membuka pesan yang masuk dan menangis.
"selamat hari jadi, ayang"
0 comments:
Post a Comment